BERHEMAT DENGAN ANANNDAPERS: Cukup Satu Setengah Tahun Saja Pemakaian Clodi!.
Sejak lahirnya putra ketiga kami, Aji, kami sudah meniatkan untuk tidak akan pernah membelikan pampers sekali pakai untuknya. Berbeda dengan kedua kakaknya dimana kadang-kadang kami masih menggunakan pampers sekali pakai untuk kebutuhan darurat seperti saat bepergian. Kami mengerti, bahwa bagaimanapun juga Ananndapers tidak seperfek pampers sekali pakai. Selalu ada resiko spill over lewat lingkar paha jika pipis Aji sudah lebih dari tiga kali. Maklum, ASI-nya nonstop sepanjang hari tanpa pernah istirahat minum lebih dari tiga jam!
Kali ini kami benar-benar hendak menguji
hipotesa penting: “Apakah penggunaan cloth diapers mampu secara
signifikan mempercepat proses belajar anak untuk menahan pipis dan
kemudian pipis pada waktunya di kamar mandi?”. Kebetulan anak pertama
kami dahulu belum mengenal Ananndapers, dan baru benar-benar berhenti
ngompol di malam hari setelah berumur 5 tahun! Kami ingat masa-masa itu,
dimana kami mulai kerepotan mencari pampers berukuran super besar untuk
anak saya. Sekali saja kami teledor saat itu, sama dengan mencuci semua
seprei dan menjemur kasur dua hari penuh untuk membersihkan bekas
ompolannya. Benar-benar kerja keras hanya untuk masalah yang terlihat
sepele!
Sampai saat ini, masih belum ada riset ilmiah
yang membuktikan secara sistematis, bahwa penggunaan cloth diapers mampu
melatih kemampuan toilet training jauh lebih cepat dibanding pospak
atau diapers sekali pakai! Mungkin juga problemnya adalah, cloth diapers
yang ada saat ini sangat bervariasi jenis kain inner-nya. Ada yang
menggunakan bahan dengan kandungan katun sangat tinggi seperti
Ananndapers dan ada yang menggunakan bahan polyester sintetik seperti
merek-merek lainnya. Selama yang diharapkan oleh konsumen adalah kering
total di permukaan, atau stay dry, maka latihan menahan pipis yang
semestinya dilakukan oleh bayi sejak lahir, karena merasakan lembabnya
kain, tidak akan pernaj berlangsung!
Sejak awal kami memang berkeyakinan, bahwa
penggunaan inner berbahan katun bukan saja menghindarkan pada resiko
alergi kulit, tetapi juga kelembabannya akan mempercepat proses latihan
mengendalikan sistem saraf di ujung kemaluan anak yang dikendalikan oleh
otak bawah sadar mereka!
Menginjak akhir Maret ini, Aji yang dilahirkan
pada tanggal 5 Oktober 2009, sebenarnya belum genap berusia 1,5 tahun.
Kami sangat terkejut, karena dalam seminggu terakhir ini, ia sama sekali
tidak pernah ngompol lagi di kasur, semalam suntuk! Pada pagi hari,
sekitar pukul tujuh, saat ia mulai terbangun, biasanya selalu menangis
dan minta digendong turun untuk berjalan-jalan. Tapi kali ini, begitu ia
bangun, maka ia akan segera turun dari kasur dan mencari tempat
dimanapun juga untuk berjongkok................. setelah itu pipis
sebanyak-banyaknya.
Kakak Aji yang pertama, atau putra kami yang
paling besar, berhenti ngompol pada usia lima tahun. Kami masih ingat
betapa repotnya mencuci seprei dan menjemur kasur dua hari penuh, jika
ngompol di malam hari. Kakak Aji yang kedua, atau putri kami yang urutan
kedua, baru berhenti ngompol pada usia sekitar 4 tahun. Saat itu ia
tidak full mengenakan Ananndapers, dan masih sering bergantian
penggunaannya dengan pampers sekali pakai.
Memang masih butuh waktu, untuk melatihnya
benar-benar pipis di kamar mandi, karena ia toh belum mengerti
sepenuhnya apa fungsi kamar mandi itu. Tapi ini benar-benar berita
sangat menggembirakan bagi kami sekeluarga!
Peristiwa itu menceritakan sangat banyak hal.
Dengan kemampuannya menahan pipis semalam suntuk, maka berarti organ
otak kecil Aji sudah mampu mengendalikan aktifitas saraf tak sadar yang
mengatur pengeluaran urin dari kandung kemihnya. Kemampuan otak kecil
ini sebenarnya akan berkembang secara alamiah apabila putra kita
ditumbuhkan di lingkungan yang biasa-biasa saja. Namun kehadiran pospak
atau diapers sekali pakai, terbukti telah menghambat perkembangan otak
kecil bayi sehingga kemampuan saraf tak sadar banyak anak untuk menahan
pipis baru bisa bekerja saat mereka balita, atau bahkan setelah mereka
bersekolah SD!
Sudah tidak asing lagi sekarang, banyak anak SD
yang terpaksa mesti mengenakan diapers sekali pakai saat tidur di malam
hari, karena masih terus ngompol. Omzet Ananndapers ukuran di atas large
pun hingga saat ini masih cukup tinggi, karena konsumen penggunanya di
perkotaan besar masih banyak. Problem ini tentu secara tidak langsung
sangat menguntungkan bagi produsen, tetapi punya dampak yang tidak kecil
bagi kesehatan generasi muda saat mereka dewasa nantinya. Banyak
penderita inkontinensia, atau beser dewasa, dan bahkan gangguan fungsi
seksual, yang disebabkan keterlambatan pertumbuhan saraf tak sadar dari
sejak bayi.
Akhirnya kami memutuskan untuk menghentikan saja
pemakaian Ananndapers. Dan tiga malam berturut-turut tanpa clodi,
sampai tadi malam, Aji tetap tidak pernah ngompol di tempat tidur,
semalam suntuk! Diam-diam saya dan istri bergumam .............
seandainya semua bayi diperlakukan seperti Aji, bisa bangkrut semua
pabrik diapers sekali pakai, bahkan omzet kamipun akan cepat menyusut,
karena betapa sedikitnya kebutuhan bayi akan celana penyimpan urin! Tapi
itu memang tujuan kami. Masyarakat yang cerdas tentu akan sangat
hati-hati dalam pembelanjaan rumah tangga, dan melakukan semua yang
terbaik dengan cukup sedikit uang di tangan.